Kawasan Pantura Gresik-Tuban akan menjadi daerah pendulang emas
paling subur di abad ini. Pelabuhan internasional Kalimireng di Manyar,
Gresik bakal menjadi pematiknya. Kapal dagang dalam dan luar negeri akan
menjadikannya sebagai tujuan utama, apalagi dalam perencanaannya,
kawasan indutsri dan fasilitas pendukung lainnya turut dibangun untuk
memperkuat daya tarik Pelabuhan Kalimireng.
PembangunanpelabuhanKalimireng dirintis sejak 10 tahun lalu. Proses
perizinan yang panjang ditunjang konflik kepentingan pelbagai pihak
mengakibatkan rencana pembangunan Kalimireng macet. Pada saat jedah itu,
Pemkab Lamongan memberanikan diri
Dengan Desa Manyar kelak menjadi kota pelabuhan yang memiliki fasi
litas paling lengkap. Hal ini sekaligus sebagai penegasan bahwa Gresik
adalah kota pelabuhan dan perdagangan sebagaimana pada masa kejayaannya
yang dialaminya pada abad XII. Pada saat itu, pelabuhan Gresik menjadi
pendaratan paling utama bagi kapal-kapal dagang dari dalam negeri maupun
luar negeri, setelah pelabuhan Tuban mati. Kehadiran para tajir dari
Gujarat yang bertujuan ganda; berdagang dan berdakwa, memanfaatkan
pelabuhan Gresik sebagai tempat bersandar. “Jadi sejak lama Gresik ini
menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan.
Kehadiran banyak suku bangsa di daerah ini menambah identitas Gresik sebagai kota internasional,” ujar pakar sejarah Dra. Hj Wanda Mentini. untuk menjadikan kawasan panturanya sebagai pelabuhan internasional menggantikan posisi Kalimireng.
Penataan tata ruang di kawasan Pantura Gresik tertuang dalam Perda No
8/2011. Rencana Tata Ruang Wilayah tersebut juga telah disetujui
pemerintah propinsi. Untuk mewujudkannya, saat ini telah disiapkan lahan
seluas 3 ribu hektar yang akan dimanfaatkan untuk kawasan industri dan
pergudangan sebagai pendukung rencana pembangunan Pelabuhan Kalimireng.
Lahan yang akan digunakan untuk pembangunan Kalimireng sendiri
disiapkan seluas 8 ratus hektar.
Pilihan lokasi di Manyar dinilai tepat, karena kedalaman pantainya
menurut Ketua Kadinda Jatim Ir Muchayat sangat baik dibanding Surabaya
maupun kabupaten lainnya. Itu sebabnya mengapa banyak perusahaan yang
tertarik untuk memiliki pelabuhan sendiri di Gresik, seperti PT Semen
Gresik, PT Smelting, PLTGU, PT Maspion, PT Petro Kimia dan lainnya.
“Dibanding pantai lainnya, Gresik memiliki lokasi yang sangat tepat
pembangunan pelabuhan,” ujarnya.
Beberapa warga Manyar menuturkan pelabuhan Kalimireng adalah rencana
lama yang diisukan sebagai pelabuhan internasional. Beberapa investor
luar negri beberapa kali berkunjung ke Manyar, tetapi pulang dan tidak
kembali lagi. Hal itu juga dilakukan pemodal lokal warga.
Namun anehnya, meski isu itu menggelinding dan tidak jelas arahnya,
penguasaan lahan di sekitar Manyar oleh investor dalam dan luar negri
terus berlangsung,” kata H. Masykur tokoh masyarakat Manyar.
Para pemburu tanah juga tidak pernah berhenti blusukan ke
kampung-kampung untuk mencari warga yang akan menjual lahannya. “Hampir
setiap hari para tengkulak tanah merayu warga agar menjual tanahnya.
Ada warga yang sudah terlanjur menjual dan masih banyak yang
mempertahankanya,” kata Masykur.
Mengenai harga, semua kepala desa di kawasan Manyar, Bunga, Ujung
Pangkah dan Panceng sudah diminta agar tidak ikut menjadi spekulan
tanah. Hal ini diharapkan sebagai langkah penting untuk mencegah agar
harga tanah tidak dimainkan para pemilik modal yang tujuannya untuk
mengeruk untung lebih awal dari proyek besar ini. “Kita semua sudah
diminta untuk menjaga agar harga tanah tetap stabil tidak melonjak naik,
sebab jika harga tanah meninggi jelas proyek pelabuhan internasional-
ini akan mengalami hambatan,” ujar seorang kades di Manyar.
Pantauan Suara Desa, tanah-tanah di bibir pantai sampai di pinggir
jalan sepanjang pantura saat ini sudah banyak yang dilirik investor.
Beberapa tanah tambak di pinggiran jalan sudah menjadi daratan dan hak
kepemilikannya sudah berpindah tangan ke pemilik modal besar. “Coba
tunjukkan di mana ada tanah kosong di sepanjang Manyar yang bukan milik
orang luar Gresik, “katanya.
Akankah Pelabuhan Kalimireng akan gagal lagi, atau justru dengan
kehadiran spekulan tanah itu justru mempercepat pemerintah untuk segera
menguasai lahan langsung dari petani.”Jika lahan sudah dikuasai proyek
cepat terealisasi, sebaliknya jika lahan sudah dikuasai spekulan tentu
deal-dealnya membutuhkan waktu lama selain harganya juga akan melambung
tinggi,” jelas Nizar pemburu tanah Manyar,